Menu

Wednesday, March 12, 2014

Rumah Botol Unik Ridwan Kamil


Ridwan Kamil merupakan arsitek muda Indonesia dengan reputasi Internasional. Ridwan kamil lahir di Bandung, 4 Oktober 1971, Ia merupakan lulusan S1 Teknik Arsitektur  Institut Teknologi Bandung pada periode 1990-1995. Sebelumnya Ridwan Kamil memulai karir bekerjanya di Amerika sesaat setelah lulus S1, akan tetapi hanya berkisar empat bulan ia pun berhenti kerja karena terkena dampak krisis moneter yang melanda Indonesia saat itu. Tidak langsung pulang ke Indonesia, dia bertahan di Amerika sebelum akhirnya mendapat Beasiswa di University of California, Berkeley. Selagi mengambil S2 di Univesitas tersebut Ridwan Kamil bekerja paruh waktu di Departemen Perancanaan Kota Berkeley. Pada tahun 2002 Ridwan Kamil pulang ke tanah kelahirannya Indonesia dan dua tahun kemudian mendirikan Urbane yang bergerak dalam bidang jasa konsultan perencanaan. Urbane adalah firma yang dibangun oleh Ridwan Kamil pada tahun 2004 bersama teman-temannya seperti Achmad D. Tardiyana, Reza Nurtjahja dan Irvan W. Darwis. Reputasi Internasional sudah mereka bangun dengan mengerjakan projek-projek di luar Indonesia seperti Syria Al-Noor Ecopolis di negara Syria dan Suzhou Financial District di China. Tim Urbane sendiri terdiri dari para profesional muda yang kreatif dan berpikir idealis untuk mencari dan menciptakan solusi mengenai masalah desain lingkungan dan perkotaan. Urbane juga memiliki projek berbasis komunitas dalam Urbane Projek Komunitas dimana visi dan misinya adalah membantu orang-orang dalam sebuah komunitas perkotaan untuk memberikan donasi dan keahlian-keahlian dalam meningkatkan daerah sekitarnya.
Nama besar dan karya-karyanya menjadi inspirasi bagi banyak arsitek muda lainnya di Indonesia. Salah satu karyanya yang unik dan menarik perhatian adalah Rumah Botol. Kenapa disebut rumah botol, karena rumah ini sebagian berdinding botol. Rumah unik ini terletak di kota berhawa sejuk, Bandung,tepatnya di Jalan Cigadung Selatan 7/28 Bandung Indonesia.
 
Emil nama sapaan Ridwan Kamil ini membangun rumahnya dari 30,000 botol kaca bekas minuman energi. Emil memilih botol-botol minuman berenergi merk terkenal ini karena menurutnya botol-botol minuman ini tidak dikumpulkan kembali oleh si pemilik industri untuk diisi ulang, seperti yang biasanya dilakukan oleh minuman ringan kemasan botol yang banyak beredar di pasaran. Emil mengumpulkan puluhan ribu botol kaca bekas itu selama 2 kurang lebih tahun. Ini menunjukkan komitmennya yang sangat tinggi terhadap konsep rancangan dan idenya untuk sekaligus mengurangi sampah yang berada di kotanya. Jika semua bangunan menggunakan bahan bekas atau dari sampah, maka akan dapat mengurangi volume sampah.
     

Selain memadukan rancangan rumah botolnya dengan kayu, Emil juga menggabungkan susunan botol dengan glass block yang terletak di beberapa bagian. Hal ini bertujuan untuk  meminimalkan penggunaan cat di bagian luar bangunan, sang arsitek juga membiarkan beberapa bagian beton terekspos dan menampilkan warna natural betonnya. Aksentuasi kontras diperoleh dari penggunaan furnitur dan elemen interior lainnya di bagian dalam.
Usahanyapun tidak sia-sia, pada tahun 2009 Emil dianugrahi Green Design Award 2009 oleh BCI Asia, mengalahkan sedikitnya 80 partisipan lain dari 8 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, Vietnam, Philippines, Hong Kong dan China. Rumah yang berdiri di atas lahan berbentuk trapesium seluas 373 meter persegi ini layak diberi label greenbukan hanya karena dibangun dari limbah botol kaca lokal, melainkan juga karena sifat kaca yang tembus pandang memungkinkan cahaya matahari masuk pada siang hari, Hal ini membuat bangunan ini mampu menghemat penggunaan cahaya lampu pada siang hari.